Menulis adalah caraku mengabadikan pengalaman agar tak lupa dari ingatan. Ini adalah rumah mayanya D dimana D nyaman memperlihatkan isinya. Blog ini berisikan tentang kehidupan D. Mix and fun. Macam-macam. Pemikiran saya. Kejadian sehari-hari. Review film, buku, tempat. A box of chocolate.

Wednesday 19 April 2017

Perks of Being Adventurer-Worker

                                                                                                                *pic taken at Food Hotel Bali 2016* 


They say, better off work and go travel. Well i said, hell-a lets work and travel together! 

D, April 2017

Beberapa waktu yang lalu, saya menghadiri event Food Hotel 2017 di Jakarta. Karena ini event FHI kedua saya, setelah tahun lalu saya menghadiri (dan juga sebagai pekerja di FHI Bali 2016 nya). 

Tiba-tiba saja menyeruak perasaan mellow yang tumpah ruah mulai dari hati hingga ke kepala. 

Kangen. 

Saya kangen! 

Kangen dengan segala kerja keras as #ahensilyfe yang selama ini saya alami. Karena saat ini saya sedang rehat dulu dari riuhnya kerja keras ala ahensilyfe. Sedang memilah kembali life goal saya. 

To sum up all the feeling, saya bahkan langsung curhat di tumblr saya

Setelah saya telusuri lagi dan mengingat-ingat lagi, ternyata jauh sebelum saya menceburkan diri ke dalam #ahensilyfe, saya memang seorang adventurer-worker sedari dahulu. Which is, dimana perjalanan demi perjalanan dinas ke kota-kota Indonesia saya lalui dengan kesendirian...yang menenangkan. 
Pertama kali lulus kuliah, saya sudah bekerja sebagai sales&marketing di distrubutor alat. Ini mengharuskan saya pergi ke kota-kota dan supervised project yang berjalan di kota tersebut. Tugas pertama saya di Andalas, Padang. Lalu Batam, lalu Palembang. Belum lagi terhitung workshop dan training yang terkadang ada di kota lain dan harus saya lalui sendiri. 
Lalu saat bergabung dengan riuhnya #ahensilyfe, makin banyak kota yang harus saya jelajahi : Jogja, Bali, Surabaya, Singapore, Bandung. 
Terkadang sendiri, terkadang bersama dengan team. 
Jadi kenapa saya bisa kangen? Apa saja sih yang dirasakan dan harus disiapkan jika pekerjaan kita menuntut kita untuk dinas keluar kota? 

1. Mental Baja Yang Kuat. 
Terkadang, jika kita dipercaya untuk melakukan perjalanan dinas seorang diri. Kita dipercaya untuk solving problem dan mengatur jadwal kerja sendiri. Termasuk, kuat menghadapi masalah yang ternyata tidak terpecahkan. Nangis di mobil sendiri. Menguatkan diri sendiri.

Ini saya alami di Padang, project terlama saya. Pada saat saya handle project di Andalas itu, tidak terhitung dalam sebulan saya berapa kali bolak-balik ke sana. Sering kali malah saya ambil penerbangan paling pagi jam 4.30 menuju Padang dan pulang lagi ambil penerbangan paling malam jam 11 malam menuju Jakarta. Macam George Clooney, Up In The Air banget lah!

Kalau sedang lama di sana dan bisa seminggu lebih, mental yang harus dipersiapkan adalah : hemat dan irit seiritnya! Karena namanya perjalanan dinas, ada saja ternyata keperluannya. Beli alat dulu lah, harus mengatur akomodasi barang dulu. Jangan sampai belum waktunya, uang sudah tidak ada di tangan.

Perjuangan yang paling saya rasakan benar saat itu adalah, menunggu barang di kedatangan kabin. Jadi saat sedang finalized 1 project, ada 1 barang yang belum datang / terlambat datang. Ndilalahnya adalah, project tidak akan dianggap selesai jika satu barang itu belum masuk di gudang Andalas. Ditandatangani oleh pejabat ybs.

Karena kedatangan saya kali itu rencananya adalah dengan membawa surat penyelesaian project, panik dong telpon sana sini. Sampai saya ikut menteror agen pengiriman barang. Akhirnya diketahui barang sedang terbang menuju Padang dan akan sampai kurang lebih pukul 18.30 waktu setempat.

Fixed, saya memutuskan menunggu barang tersebut. Di ruang tunggu kabin barang. Karena sudah tidak ada waktu lagi. Jika saya ambil barang besoknya, sudah tidak dianggap selesai projectnya (kejam ya? iya!). Kalau mengandalkan kurir ekpedisi, karena itu sudah hari Jumat, mau gak mau barang akan dikirim Senin. Sudah project dianggap gak selesai, ada biaya penyimpanan pulak.

Cewek, sendirian, menunggu di gudang penerimaan barang-barang di bandara Andalas, pesawat kecil berseliweran sana sini. Menunggu duduk di tumpukan kotak kayu entah apa. Dengan langit yang mulai gelap. Jagoan sekali lah saya!

Dipikir-pikir lagi, berani banget ya saya. Padahal saya dikelilingi para lelaki saja. Tidak ada tuh terlintas takut di pikiran saya. Kalau sekarang, pasti kata-kata rape & sexual abusement udah berseliweran di pikiran paranoid saya. Tapi ya itu, karena niat saya bekerja. Sama sekali tidak terlintas pikiran-pikiran paranoid itu, yang ada hanya mengharap dan mengharap pesawat barang itu cepat sampai. Dan untungnya memang staf dan kru-kru lokal juga berpikiran sama dengan saya. Semua menolong saya, mengabari setiap waktu posisi pesawat incaran saya sudah sampai mana mana nya. Semoga berkah dan rejeki untuk kalian!

Pada akhirnya pesawat mendarat, barang incaran saya itu didahulukan diturunkan, didaftar lalu tinggal saya tebus biaya pengirimannya. Lalu cuss menuju Andalas kembali dengan kecepatan full. Sampai akhirnya project berakhir saya finalisasi. Terima kasih juga untuk driver yang, walaupun sedikit menyebalkan, tetapi sudah paham dengan kerjaan saya. Jadi sangat mendukung.

Pernah juga, tahun baru saya lalui di atas sana, up in the air. Karena sedang pulang menuju Jakarta.

2. Fleksible dan Dinamis. 
Manusia boleh berencana, Tuhan pula lah yang menentukan.

Terkadang, rencana harian yang sudah disusun sedemikian rupa bisa jadi molor berhari-hari. Switch plan, back up plan, bermental baja (seperti yang sudah saya sebutkan di atas), putar otak, stay postitive dan tetap semangat.

Serius, hal- hal itu harus kita terapkan. Terutama stay positive. Changing plan saat sedang dinas luar kota itu bisa membuat kita mempertanyakan kewarasan dan menggerus keimanan kita loh. Harus banyak berpikir tenang.

3. Kesendirian Yang Menenangkan. 
Saya ingat waktu itu saya training KAN ISO 17025 di LIPI Serpong. Training 3 hari dan menginap di mess LIPI selama 3 hari. Training hari pertama seru, banyak ilmu didapat dan mendapat banyak teman seperjuangan yang sedang memperjuangkan ISO 27015 juga untuk instansi masing-masing. Pulang ke kamar, mess-nya nyaman, saking nyamannya saya meledak menangis sendirian. Emosinya bercampur-campur, antara capek, senang, takut sendirian di kamar. Macam-macam.

Cerita di Padang cukup banyak. Waktu itu saya lagi hype-hypenya jadi Arashian. DI Padang itu cukup banyak Arashian yang saya kenal. Well, 2-3 orang bisa dibilang cukup banyak lah ya haha. Jadi terkadang, di sela-sela pekerjaan handle project, ada 1 hari dimana saya bisa eksplore kota minta ditemani. Atau malah terkadang cuma setengah hari. Itu sudah lebih dari cukup.

Saya bisa jalan-jalan ke bukit Malin Kundang. Saya dibawa jalan-jalan sama Uni Nia ke pantai Padang dan menikmati sunset paling indah, malamnya makan martabak kubang dan nonton show-show Arashian.

Kalau sedang tidak ada teman, driver saya yang menyebalkan tapi selalu mensupport saya itu terkadang membawa saya ke pantai-pantai yang ada. Jadi kalau ada waktu sesorean, pasti saya habiskan di pantai.

[Driver saya ini selalu saya booking kalau saya ke Padang, sedikit pervert makanya saya bilang menyebalkan. Tapi dia tidak berani macam-macam ke saya. Untungnya, ya tahu kerjaan saya gimana]

Jadi saya pernah :
Menyesap soda susu yang enak di sebuah kedai di hidden beach Padang. check!
Menikmati pemandangan teluk Bayur dan melihat serunya bule-bule berselancar. check!

saya, circa 2011. di pantai Padang. 


Masa-masa hype menjadi Arashian juga menolong saya. Setelah lelah seharian bekerja fisik dan memeras otak (handling project itu menguras jiwa raga lho), terkadang saya hanya menyeret tubuh saya ke tempat tidur dan nonton show atau konser Arashi (serta menggila di twitter dan sms bersama para arashian lainnya). Besok paginya mendapat semacam ucapan 'semangattt tant" "ohayouu2an' dari para Arashian, sungguh berfaedah dan meningkatkan semangat.

Kesininya, saat saya sudah mulai agak hiatus dari hiruk pikuk fandom, saya masih tidak sabar untuk cepat-cepat kembali ke kamar setelah seharian bekerja saat dinas luar kota. Karena saya tahu apa yang menanti saya di kamar. Well sebenernya laptop dan laporan harian dan email ina itu sih, tapi sesungguhnya sendiri di kamar hotel  itu menenangkan. Alhamdulillahnya, ya sampai saat ini saya selalu dapatnya kamar sekelas suite room lah paling gak. Jadi saya tahu, kalau sampai kamar itu, nikmatnya hot bath tub selalu ada untuk saya. Lalu cemilan dan makanan dan tv segede gaban sudah ada untuk menemani bekerja hingga tengah malam.

Belum lagi ada pilihan untuk berenang di pool yang ada. Berenang sendirian, sambil menunggu sunset. Ahhh, nikmat mana lagi sih yang mau didustakan Dit?

menunggu sunset  sambil berenang 
di lavender hotel, singapore


ada waktu setengah hari, sehari atau cuma beberapa jam. Manfaatkan! 
atas : jalan-jalan kilat di haji lane. bawah : timang beach di Jogja, sela-sela event. 

Pernah juga, saya mendapati saya berada di atas keriuhan kembang api tahun baru. Yup, karena saat sedang tahun baru, saya baru kembali ke Jakarta dengan penerbangan paling malam. Ini menjadikan, saat saya mau mendarat, kembang api berada di bawah saya, lalu lama-lama sejajar. Priceless view. 

Oiya, jadi ingat kalau pernah bertekad seperti ini : pengen jalan-jalan ke Padang lagi tapi maunya jalan-jalan mantaiii! 

Ini demi melihat, perbedaan kalau mendarat di Padang antara diri sendiri dan bule-bule. Bule : bawa papan surfing. 
saya, bawa laptop dan setumpuk dokumen. 
Usut punya usut, pantai Melawai katanya jadi top destination para surfer di Indonesia. 

4. Kearifan Lokal 
Saat saya hopping beach di Padang, terkadang saya sengaja ikut ke kamar mandi, atau ikut shalat di rumah penduduk lokal. Melihat keseharian hidup mereka. Terkadang ada nenek yang tinggal sendirian saja. Lalu dengan ramahnya menawarkan teh hangat untuk saya nikmati sehabis shalat ashar.

Saat di Palembang, sedang pitching project dengan 2 orang teman saya, dan gagal. Ada waktu seharian untuk menggalau, kami habiskan dengan bengong #literally di Benteng Kuto Besak. Kami benar-benar gak melakukan apapun. Hanya mengamati kegiatan demi kegiatan yang dilakukan anak muda Palembang.

Bahkan, pada saat saya di handle project di Bogor, dimana saya bisa super santai pergi dari rumah jam 11 an [ye iyalah, supervised projectnya cukup naek angkot udah sampe].

Saya jadi sering ngobrol dengan supir angkot dan tahu bermacam-macam life story mereka.

5. Bermacam Etos Kerja
Di daerah itu kerjanya super santaiii. Jam 4 aja udah siap-siap pulang. Kalau harus lembur nungguin saya dan team teknisi, bisa dipastikan muka-muka kecut akan saya hadapi.

Bandingkan dengan team project saya yang terkadang buka kamar di apartemen Aston Kuningan demi bisa ngejar deadline. Atau #ahensilyfe yang harus siap gak pulang #demiindustri.

Serunya, saya bisa menyelami berbagai macam profesi dan background storynya.



Misalkan event Food Hotel Indonesia 2016. 3 hari menjadi bagian dari pekerja di balik eventnya, saya bisa melihat berbagai macam jenis pekerjaan di bidang food dan hotel. Bagaimana passion mereka membawa mereka hingga ke titik ini. Bagaimana perjuangan mereka untuk mempersembahkan makanan terbaik. Etos kerja para chef senior, harapan membuncah para chef junior. Etos kerja para pekerja event. Seruuu.   

6. Wisata Kuliner! 
The best part ever! Dengan pergi ke berbagai kota, saya bisa mencicipi langsung berbagai makanan khas kota tersebut, langsung di tempat asalnya. 
Perasaan yang didapat pada saat pertama kali mencoba mie celor, kuah santan yang kental, plus rasa udang yang langsung terasa. Duh, enak banget! Belum lagi pindang patin, pempek dan pempek bakar.

Makan nasi rawon cumi yang super enak di pasar Surabaya. Ditutup dengan makan sate klopo. Cerita kulineran sambil kerja saya di Surabaya bisa dilihat disini.


Sehabis muter-muter Jogja seharian from meeting to meeting, ditutup dengan makan gudeg yu djum yang ennaaaak banget. Atau malam-malamnya nongkrong di Malioboro, minum kopi joss sambil makan sate-satean ala nasi kucing.


Jadi, begitulah..

Banyak sisi perjuangannya kalau jadi seorang pekerja petualang. Tapi sisi menyenangkannya juga tidak kalah seru.

Kamu punya cerita yang lebih seru saat dinas kerja? Share-share dong! :D

xoxo
D






4 comments:

  1. Adventure worker. Belum pernah ngalami dan lagi nyari cara to be one :D . Selama ini adventur and working seiringan haha

    ReplyDelete
    Replies
    1. Lhooo, kan sudah beriringan hahahaha jadi gak perlu nyari lagi hehehe

      Delete
  2. keren banget se mb, penuh tantangan dan pengalaman. semoga sukses mb

    ReplyDelete
    Replies
    1. kalau pas ngalaminnya sih berasa capek jiwa raga :D tapi setelah dikenang kok ya manis hehehe makasih ya! sakses juga untuk kamu.

      Delete

Pages